Kamis, 24 Oktober 2019
KIPAS KINCIR AIR
KIPAS ATAU IMPELLER KINCIR AIR UNTUK TAMBAK UDANG
TERBUAT DARI BAHAN POLYPROPYLENE WITH UV RESISTANCE.
Bentuk Aerodinamis dari Impeller kincir air sangat menentukan jumlah kadar oksigen yang cukup di dalam air tambak agar udang mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Sehingga udang tidak mengalami kekurangan oksigen.
HARGA RP 250.000
BERMINAT HUBUNGI SALES DI NO HP : 081319377529
PILLOW BLOCK KINCIR
PILLOW BLOCK - DUDUKAN AS PADA KINCIR AIR.
DOUBLE ROLLER
ADJUSTABLE 3 STEP : Bisa di rubah tinggi rendah dudukan AS dalam 3 posisi.
HARGA RP 75.000 / PCS
BERMINAT HUBUNGI SALES DI NO HP : 081319377529
MOVEABLE JOINT KINCIR AIR
MOVEABLE JOINT
IRON & STRONG RUBBER 6 PIN.
DENGAN 6 TITIK KUNCI SEHINGGA LEBIH KUAT.
HARGA RP 110.000 / PCS
BERMINAT HUBUNGI SALES DI NO HP : 081319377529
PELAMPUNG KINCIR AIR
PELAMPUNG KINCIR AIR
PANJANG PELAMPUNG 175 CM LEBAR 32CM dan TINGGI 20 CM
TERBUAT DARI BAHAN HDPE (HIGH QUALITY) SEHINGGA LEBIH KOKOH, KUAT DAN
TAHAN TERHADAP SINAR ULTRAVIOLET.
Pelampung ini berfungsi sebagai Floating boat bagi dudukan Motor dan Gearbox Kincir tambak, agar bisa mengapung dan berputar diatas air, untuk tujuan menghasilkan Disolved Oksigen bagi udang dan Ikan.
DINAMO MOTOR KINCIR AIR - 2 HP-3 PHASE
DESCRIPTION
DINAMO MOTOR KINCIR 2HP-3 PHASE
DAYA 1.5 KW
VOLTAGE 320-400 V
AMPERE 3.6 A
RPM 1400
HARGA RP 2.400.000 / UNIT
BERMINAT HUBUNGI SALES DI NO HP : 081319377529
DESCRIPTION
DINAMO MOTOR KINCIR 1 HP-3 PHASE
DAYA 0.75 KW
VOLTAGE 320-400 V
AMPERE 1.3 A
RPM 1400
HARGA RP 2.100.000 / UNIT.
DESCRIPTION
DINAMO MOTOR KINCIR 1 HP-1 PHASE
DAYA 0.75 KW
VOLTAGE 220-280 V
AMPERE 1.3 A
RPM 1400
HARGA RP 2.300.000 / UNIT
GEAR BOX BEVEL
GEAR BOX BEVEL - MECHANICAL SEAL 1-2 HP
GEAR BOX KINCIR AIR
TYPE BEVEL GEAR
MODEL : MECHANICAL SEAL
TERBUAT DARI BAHAN : TITANIUM ALLOY STEEL, MANGANESE, CHROME.
Dilengkapi gearbox bahan titanium alloy model bevel gear dan bukan worm gear sehingga dapat menghemat 25 persen energi listrik. Besi as yang terbuat dari besi padat stainless steel 304 anti karat, serta dilengkapi dengan dudukan bearing roller sehingga kincir tetap stabil saat berputar, tidak goyah dan hemat energi.
Mechanical Seal merupakan model baru untuk menggantikan sistem Oil Seal, kelebihan model Mechanical Seal mudah untuk bongkar pasang saat Maintenance atau services, karena hanya membuka baut samping serta kebocoran oli lebih kecil.
HARGA RP 1.800.000
BERMINAT HUBUNGI SALES DI NO HP : 081319377529
TYPE BEVEL GEAR
MODEL : MECHANICAL SEAL
TERBUAT DARI BAHAN : TITANIUM ALLOY STEEL, MANGANESE, CHROME.
Dilengkapi gearbox bahan titanium alloy model bevel gear dan bukan worm gear sehingga dapat menghemat 25 persen energi listrik. Besi as yang terbuat dari besi padat stainless steel 304 anti karat, serta dilengkapi dengan dudukan bearing roller sehingga kincir tetap stabil saat berputar, tidak goyah dan hemat energi.
Mechanical Seal merupakan model baru untuk menggantikan sistem Oil Seal, kelebihan model Mechanical Seal mudah untuk bongkar pasang saat Maintenance atau services, karena hanya membuka baut samping serta kebocoran oli lebih kecil.
HARGA RP 1.800.000
BERMINAT HUBUNGI SALES DI NO HP : 081319377529
Rabu, 24 April 2019
Kualitas Benur
Peningkatan kualitas indukan dan benur udang terus dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penyebarannya perlu diperketat guna meminimalisir ancaman penyakit
Dalam proses budidaya udang, benur yang berkualitas memegang peranan yang sangat penting. Benur merupakan sebutan untuk benih udang, baik itu udang vannamei, windu (tiger prawn), margeunsis (jerbung), dan lain-lainnya. Dalam budidayanya, semua dimulai dari unit pembenihan, perawatan larva dan pemeliharaan induk udang atau yang umum dikenal dikalangan pembudidaya sebagai hathcery.
Hatchery berfungsi memproduksi benur berkualitas dan juga berperan sebagai proteksi masuknya suatu penyakit ke dalam negara yang melakukan budidaya udang. Lantas, bagaimana kondisi benur di dalam negeri dan apa upaya pelaku usaha hatchery lakukan untuk menghasilkan benur berkualitas?
Ditemui dalam kegiatan sarasehan Shrimp Club Indonesia (SCI) chapter Jawa Barat (Jabar) dan Banten, Suryana selaku Head Office hatchery udang PT Suri Tani Pemuka wilayah Indramayu, Jabar menyampaikan gambaran kondisi produksi benur dalam negeri. Menurut Suryana, perkembangan benur di dalam negeri sangatlah pesat, dimana dulu kala banyak yang coba-coba membenihkan sediri, namun didapati hasilnya kurang memuaskan karena waktu pemeliharaannya yang lebih lama, dan kualitas benur yang mudah terserang penyakit.
Lalu, katanya, sejak masuknya udang vannamei ke Indonesia, perkembangan usaha pembenihan udang kini lebih baik. Hal ini karena beberapa perusahaan besar mulai berkontribusi ke arah sana, mendatangkan indukan dengan kualitas baik, dan juga menghasilkan benur yang baik.
Sumber Indukan
Menurut Suryana, hingga saat ini, perkembangan produksi benur semakin pesat dibandingkan dahulu pada saat ada yang mencoba-coba membenihkan sendiri. Sejak masuknya vannamei ke Indonesia, ini dapat dilihat dari produsen-produsen benur yang berlomba-lomba untuk menghasilkan benur dengan kualitas terbaik. “Kita terus melakukan perbaikan-perbaikan (improvement), baik dari sisi daya tahan, pertumbuhan cepat, dan lain-lain,” ungkap Suryana di sela-sela acara tersebut kepada TROBOS Aqua.
Ia menjelaskan, dalam melakukan peningkatan kualitas benur ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, sumber indukan yang berkualitas dimana bukan hanya dilihat dari kenampakan fisik induk vannamei yang bagus dan proposional saja, namun perlu juga dilihat dari kesehatannya genetiknya, sehingga benar-benar dipastikan sehat dan bebas dari penyakit.
Senada dengan Suryana, Farshad Shishehchian selaku Chief Executive Officer Blue Aqua Internasional (produsen induk udang vannamei) ikut angkat bicara mengenai pentingnya induk udang vannamei yang sehat. Dalam mengadakan induk atau calon induk perlu disertai adanya surat keterangan bahwa induk atau calon induk tersebut bebas dari berbagai macam penyakit.
Hal ini karena dengan demikian benur yang dihasilkan nantinya juga akan bebas dari penyakit yang kini banyak dikenal dengan istilah Specific Pathogen Free (SPF). “Kami mendatangkan calon induk dari Hawai yang merupakan hasil dari penelitian Ocean Institute, Amerika Serikat (AS). Mereka melakukan pengembangan indukan dengan perkawinan-perkawinan silang induk vannamei yang berasal dari Hawai, Sehingga didapati vannamei yang mempunyai pertumbuhan baik,” terang Farshad.
Bicara mengenai induk udang vannamei, Ricky Liduan Kho, yang namanya sudah tidak asing lagi sebagai petambak udang kawakan dari daerah Medan mengungkapkan, saat ini kita masih ketergantungan dengan induk vannamei asal Hawai. Kemudian, hingga saat ini hanya ada satu perusahaan di sana yang menjadi penyuplai tunggal indukan ke Indonesia.
Jadi, lanjut Ricky, apabila kini ada perusahaan lain yang mencoba mendatangkan induk vannamei, haruslah benar-benar jelas asal usulnya. “Tidak hanya benur yang memerlukan uji polymerase chain reaction (PCR), namun calon induk atau indukan juga wajib dilakukan tes tersebut sehingga dinyatakan SPF,” tegas Ricky.
Benur Kunci
Benur yang dihasilkan hatchery, kata Ricky, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses budidaya udang. Mengenai upaya peningkatan kualitas benur ia menyambut baik adanya upaya tersebut. Harapannya, bahwa hatchery harus benar-benar melakukan sampling terhadap benur yang dihasilkan, dan memperketat pengujian.
Hal ini karena, ia sebagai petambak sangat merasakan betul apabila benur yang dihasilkan kurang baik. “Saya berharap peningkatan kualitas benur terus ditingkatkan agar petambak dalam budidaya tidak merasakan kerugian dari benur yang kurang baik,” kata Ricky.
(TROBOS AQUA)
Dalam proses budidaya udang, benur yang berkualitas memegang peranan yang sangat penting. Benur merupakan sebutan untuk benih udang, baik itu udang vannamei, windu (tiger prawn), margeunsis (jerbung), dan lain-lainnya. Dalam budidayanya, semua dimulai dari unit pembenihan, perawatan larva dan pemeliharaan induk udang atau yang umum dikenal dikalangan pembudidaya sebagai hathcery.
Hatchery berfungsi memproduksi benur berkualitas dan juga berperan sebagai proteksi masuknya suatu penyakit ke dalam negara yang melakukan budidaya udang. Lantas, bagaimana kondisi benur di dalam negeri dan apa upaya pelaku usaha hatchery lakukan untuk menghasilkan benur berkualitas?
Ditemui dalam kegiatan sarasehan Shrimp Club Indonesia (SCI) chapter Jawa Barat (Jabar) dan Banten, Suryana selaku Head Office hatchery udang PT Suri Tani Pemuka wilayah Indramayu, Jabar menyampaikan gambaran kondisi produksi benur dalam negeri. Menurut Suryana, perkembangan benur di dalam negeri sangatlah pesat, dimana dulu kala banyak yang coba-coba membenihkan sediri, namun didapati hasilnya kurang memuaskan karena waktu pemeliharaannya yang lebih lama, dan kualitas benur yang mudah terserang penyakit.
Lalu, katanya, sejak masuknya udang vannamei ke Indonesia, perkembangan usaha pembenihan udang kini lebih baik. Hal ini karena beberapa perusahaan besar mulai berkontribusi ke arah sana, mendatangkan indukan dengan kualitas baik, dan juga menghasilkan benur yang baik.
Sumber Indukan
Menurut Suryana, hingga saat ini, perkembangan produksi benur semakin pesat dibandingkan dahulu pada saat ada yang mencoba-coba membenihkan sendiri. Sejak masuknya vannamei ke Indonesia, ini dapat dilihat dari produsen-produsen benur yang berlomba-lomba untuk menghasilkan benur dengan kualitas terbaik. “Kita terus melakukan perbaikan-perbaikan (improvement), baik dari sisi daya tahan, pertumbuhan cepat, dan lain-lain,” ungkap Suryana di sela-sela acara tersebut kepada TROBOS Aqua.
Ia menjelaskan, dalam melakukan peningkatan kualitas benur ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, sumber indukan yang berkualitas dimana bukan hanya dilihat dari kenampakan fisik induk vannamei yang bagus dan proposional saja, namun perlu juga dilihat dari kesehatannya genetiknya, sehingga benar-benar dipastikan sehat dan bebas dari penyakit.
Senada dengan Suryana, Farshad Shishehchian selaku Chief Executive Officer Blue Aqua Internasional (produsen induk udang vannamei) ikut angkat bicara mengenai pentingnya induk udang vannamei yang sehat. Dalam mengadakan induk atau calon induk perlu disertai adanya surat keterangan bahwa induk atau calon induk tersebut bebas dari berbagai macam penyakit.
Hal ini karena dengan demikian benur yang dihasilkan nantinya juga akan bebas dari penyakit yang kini banyak dikenal dengan istilah Specific Pathogen Free (SPF). “Kami mendatangkan calon induk dari Hawai yang merupakan hasil dari penelitian Ocean Institute, Amerika Serikat (AS). Mereka melakukan pengembangan indukan dengan perkawinan-perkawinan silang induk vannamei yang berasal dari Hawai, Sehingga didapati vannamei yang mempunyai pertumbuhan baik,” terang Farshad.
Bicara mengenai induk udang vannamei, Ricky Liduan Kho, yang namanya sudah tidak asing lagi sebagai petambak udang kawakan dari daerah Medan mengungkapkan, saat ini kita masih ketergantungan dengan induk vannamei asal Hawai. Kemudian, hingga saat ini hanya ada satu perusahaan di sana yang menjadi penyuplai tunggal indukan ke Indonesia.
Jadi, lanjut Ricky, apabila kini ada perusahaan lain yang mencoba mendatangkan induk vannamei, haruslah benar-benar jelas asal usulnya. “Tidak hanya benur yang memerlukan uji polymerase chain reaction (PCR), namun calon induk atau indukan juga wajib dilakukan tes tersebut sehingga dinyatakan SPF,” tegas Ricky.
Benur Kunci
Benur yang dihasilkan hatchery, kata Ricky, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses budidaya udang. Mengenai upaya peningkatan kualitas benur ia menyambut baik adanya upaya tersebut. Harapannya, bahwa hatchery harus benar-benar melakukan sampling terhadap benur yang dihasilkan, dan memperketat pengujian.
Hal ini karena, ia sebagai petambak sangat merasakan betul apabila benur yang dihasilkan kurang baik. “Saya berharap peningkatan kualitas benur terus ditingkatkan agar petambak dalam budidaya tidak merasakan kerugian dari benur yang kurang baik,” kata Ricky.
(TROBOS AQUA)
Faktor utama dalam memilih lokasi tambak udang
Ada beberapa faktor teknis dan non teknis sebagai syarat utama dalam memilih lokasi tambak udang agar hasil yang diperoleh lebih optimal. Seorang tim expert dari perikanan IPB menuturkan beberapa faktor tersebut.
1. Terletak di daerah pantai
Lokasi tambak udang harus terletak di daerah dekat pantai. Mengapa? Karena daerah dekat pantai menyediakan kebutuhan yang baik untuk kehidupan komoditas tambak. Daerah Pantai Utara Jawa (Pantura) memiliki fluktuasi pasang surut sekitar 2-3 m, mempunyai jenis tanah bertekstur lumpur liat dan berpasir, serta merupakan tempat bertemunya air tawar dan laut dengan kapasitas yang cukup besar. Hal ini sangat dibutuhkan dalam membangun ekosistem yang cocok untuk udang vaname .
2. Memiliki Greenbelt
Mungkin green belt adalah istilah yang jarang didengar oleh masyarakat perkotaan. green belt merupakan sebutan bagi kawasan hutan mangrove di sekitar pesisir pantai. Hal ini dibutuhkan karena tanah yang ditumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan bakau biasanya subur dan cocok untuk areal pertambakan. Disamping itu, vegetasi mangrove berfungsi menahan air pasang sehingga tidak menggerus tanah sekitar lokasi tambak. Dan yang tidak kalah penting adalah, green belt menjadi benteng utama apabila terjadi bencana alam seperti halnya tsunami. Hal ini tentu saja menjadi salah satu mitigasi resiko bencana alam secara alami.
3. Terdapat sumber listrik
Sumber listrik menjadi salah satu kebutuhan tambak udang semi intensif . Walaupun pada kenyataannya, udang dapat hidup dalam tambak tradisional sekalipun. Mengapa harus semi intensif ? Karena tambak udang jenis ini tidak terlalu bergantung pada alam dan pengelolaannya sudah memanfaatkan teknologi agar hasil tambak jadi lebih optimal. Selain itu, tambak udang semi intensif memberi kesempatan untuk memanfaatkan teknologi pertanian berbasis Internet of Things atau IoT yang lebih luas lagi.
4. Dekat dengan sumber tenaga kerja, karena tambak udang membutuhkan tenaga kerja atau SDM yang handal dan paham betul mekanisme dunia pertambakan dari hulu sampai ke hilir .
5. Dekat dengan sentra perekonomian masyarakat
Selain sebagai faktor pendukung, kedua faktor terakhir diatas dapat kita sebut juga sebagai faktor sosial yang cukup penting mengingat dampak sosial yang tinggi juga menjadi fokus utama. Lokasi tambak udang yang sejak lama merupakan sentra perekonomian masyarakat adalah hal yang menarik. Berkat program revitalisasi tambak udang oleh kementrian kelautan dan perikanan. sangat membantu warga lokal untuk terlibat dalam budidaya tambak udang.
1. Terletak di daerah pantai
Lokasi tambak udang harus terletak di daerah dekat pantai. Mengapa? Karena daerah dekat pantai menyediakan kebutuhan yang baik untuk kehidupan komoditas tambak. Daerah Pantai Utara Jawa (Pantura) memiliki fluktuasi pasang surut sekitar 2-3 m, mempunyai jenis tanah bertekstur lumpur liat dan berpasir, serta merupakan tempat bertemunya air tawar dan laut dengan kapasitas yang cukup besar. Hal ini sangat dibutuhkan dalam membangun ekosistem yang cocok untuk udang vaname .
2. Memiliki Greenbelt
Mungkin green belt adalah istilah yang jarang didengar oleh masyarakat perkotaan. green belt merupakan sebutan bagi kawasan hutan mangrove di sekitar pesisir pantai. Hal ini dibutuhkan karena tanah yang ditumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan bakau biasanya subur dan cocok untuk areal pertambakan. Disamping itu, vegetasi mangrove berfungsi menahan air pasang sehingga tidak menggerus tanah sekitar lokasi tambak. Dan yang tidak kalah penting adalah, green belt menjadi benteng utama apabila terjadi bencana alam seperti halnya tsunami. Hal ini tentu saja menjadi salah satu mitigasi resiko bencana alam secara alami.
3. Terdapat sumber listrik
Sumber listrik menjadi salah satu kebutuhan tambak udang semi intensif . Walaupun pada kenyataannya, udang dapat hidup dalam tambak tradisional sekalipun. Mengapa harus semi intensif ? Karena tambak udang jenis ini tidak terlalu bergantung pada alam dan pengelolaannya sudah memanfaatkan teknologi agar hasil tambak jadi lebih optimal. Selain itu, tambak udang semi intensif memberi kesempatan untuk memanfaatkan teknologi pertanian berbasis Internet of Things atau IoT yang lebih luas lagi.
4. Dekat dengan sumber tenaga kerja, karena tambak udang membutuhkan tenaga kerja atau SDM yang handal dan paham betul mekanisme dunia pertambakan dari hulu sampai ke hilir .
5. Dekat dengan sentra perekonomian masyarakat
Selain sebagai faktor pendukung, kedua faktor terakhir diatas dapat kita sebut juga sebagai faktor sosial yang cukup penting mengingat dampak sosial yang tinggi juga menjadi fokus utama. Lokasi tambak udang yang sejak lama merupakan sentra perekonomian masyarakat adalah hal yang menarik. Berkat program revitalisasi tambak udang oleh kementrian kelautan dan perikanan. sangat membantu warga lokal untuk terlibat dalam budidaya tambak udang.
Langganan:
Postingan (Atom)